Ketum FABEM Tantang Presiden Prabowo: Tangkap Koruptor SDA dan Lakukan Revolusi Energi!

Aktivis 98 bersama mahasiswa dan pemuda bergabung dalam Silaturahmi Akbar FABEM, mengusung semangat perlawanan terhadap korupsi dan penegakan kedaulatan energi, Medan, Sabtu (30/8/2025). (dahsyatnews.com/Foto: Ist).

Medan, dahsyatnews.com – Ketua Umum DPP Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (FABEM), Zainuddin Arsyad, menyerukan revolusi kedaulatan energi kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia juga meminta agar pemerintah segera menangkap para koruptor, khususnya yang menguasai sumber daya alam (SDA) Indonesia.

Hal itu disampaikan Zainuddin Arsyad dalam kegiatan Forum Group Discussion (FGD) Silaturahmi Akbar FABEM yang berlangsung di Kota Medan, Sumatera Utara, pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Acara tersebut dihadiri perwakilan TNI, Polri, Kejaksaan Tinggi Sumut, Pemerintah Provinsi Sumut, Aktivis 98, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Medan.

“Di tengah geopolitik dunia yang memanas dan situasi nasional yang bergejolak, kami mengajak seluruh elemen anak bangsa, mulai dari mahasiswa, pemuda, pelajar, buruh, tani, hingga nelayan, untuk menjaga keutuhan NKRI,” ujar Zainuddin dalam pidatonya.

Ia menegaskan bahwa perlawanan revolusioner terhadap koruptor merupakan langkah mendesak. “Koruptor adalah penghianat negara. Karena itu, kami menantang dan sekaligus mendukung Presiden Prabowo Subianto agar segera membereskan mereka yang membuat kedaulatan rakyat Indonesia semakin terpuruk,” tegasnya.

Dalam pernyataannya, Zainuddin Arsyad menyampaikan tiga poin penting yang menurutnya harus segera dilakukan pemerintah:

  1. Menangkap para koruptor di sektor energi karena keberlangsungan energi sangat menentukan ketahanan nasional.

  2. Mengeluarkan dekrit presiden untuk merampas aset koruptor, demi mencegah keruntuhan bangsa dari pengkhianatan dalam negeri.

  3. Mengganti pejabat negara yang tidak berintegritas dengan anak bangsa yang memiliki kapasitas dan loyalitas.

“Permintaan kami ini adalah bentuk kecintaan kepada bangsa dan negara. Stabilitas politik nasional hanya dapat dicapai jika sejarah perjuangan pemuda diberi ruang kembali, sebagaimana peran Pemuda 1908, 1928, 1945, 1965, dan 1998 yang lahir sebagai pemimpin cinta tanah air,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *