Deli Serdang, Dahsyatnews.com – Seorang istri diduga kerasukan arwah suaminya dan mengungkap penyiksaan hingga pembunuhan berencana yang kini diselidiki polisi.
Peristiwa ini terjadi Kamis sore, 10 Juli 2025, di Desa Sidodadi Batu Delapan, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, saat keluarga almarhum Sawaludin sedang bersilaturahmi.
Dalam suasana duka itu, Syakila Tri Adelia—istri korban—mendadak kerasukan. Menjelang malam Jumat, ia merespons salam wartawan dan mengaku sebagai almarhum suaminya, Sawaludin.
“Leherku sakit… Mau gini aja, Bang?” katanya saat berbaring. Ia lalu mengaku diculik dan dikeroyok oleh enam orang di depan penjual ikan lele. “Yang mukuli empat orang,” ungkapnya.
Ia tidak mengetahui kapan pastinya, namun sudah merasa diikuti. “Dipukul dari belakang, perutku dicucut besi panas,” katanya sambil menangis.
Ia mengaku disiksa dalam mobil pick-up, bajunya dilucuti, hanya mengenakan celana ponggol. Ia disiksa, kemudian jasadnya dibuang ke kilang.
Dua pelaku disebutkan berinisial S dan R dari Desa Jati Rejo. Ia juga menyebut besi panas dibuang ke kolam, dan tali pengikat disembunyikan di dekat kilang.
“Aku sering datang ke rumah mereka, menelusuri,” ungkapnya. Ia yakin mampu memengaruhi pikiran pelaku agar mengaku.
“Aku dituduh tanpa alasan, anakku sedang diawasi, aku takut,” katanya lirih, meminta keluarganya dijaga.
Keluarga dan wartawan berjanji menjaga keselamatan istri dan anak almarhum. Mereka mendukung pengusutan hingga tuntas.
“Aku percaya. Kalian bantu saya,” katanya sebelum diminta keluar dari tubuh Syakila demi menjaga kesehatannya.
Kasus ini dalam penyelidikan Polsek Pagar Merbau. Keluarga berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal sesuai hukum yang berlaku.
Terkait peristiwa tersebut, Ki Ahmad Suhaidi, pakar tasawuf dan supranatural, memberikan pandangan spiritual pada Minggu malam, 13 Juli 2025, di warungnya di Jalan Tirta Deli, Gang Kamboja, Desa Tanjung Morawa A.
Ia menilai kerasukan tersebut mengandung 70 persen kebenaran, sisanya kesadaran Syakila sendiri. “Yang masuk itu jin qarin almarhum,” jelasnya.
Menurut Ki Ahmad, fenomena ini lebih dari sekadar kemasukan. Ia menduga ada perintah dari orang besar yang punya kepentingan agar kasus ini tertutup.
“Sepertinya ada rahasia besar yang ditutupi. Banyak intervensi,” ujarnya. Ia menyebut ini sebagai kasus jaringan dengan tekanan kuat di baliknya.